Sabtu, 13 April 2013

Mahasiswa and masyarakat : Studi oriented and organisasi oriented

Sebagai seorang pembelajar dan bagian masyarakat , maka mahasiswa memiliki peran yang komleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi : agent of change, social control and iron stock. Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. Ide dan pemikiran cerdas mereka mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan bergerak bersama dalam jumlah besar. Dan satu hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan.
Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat.
Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti pahlawan tersebut, mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah peubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa selanjutnya yaitu social control, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu sehingga menutup celah-celah adanya kezaliman. Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya. Namun, kenyataan dilapangan berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa cenderung hanya mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat.
Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami kerugian yang besar jika ditinjau dari segi hubungan keharmonisan dan penerapan ilmu. Dari segi keharmonisan, mahasiswa tersebut sudah menutup diri dari lingkungan sekitarnya sehingga muncul sikap apatis dan hilangnya silaturrahim seiring hilangnya harapan masyarakat kepada mahasiswa. Dari segi penerapan ilmu, mahasiswa ynag acuh akan menyianyiakan ilmu yang didapat di perguruan tinggi, mahasiswa terhenti dalam pergerakan dan menjadi sangat kurang kuantitas sumbangsih ilmu pada masyarakat.
Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa. Mahasiswa sebagai iron stock berarti mahasiswa seorang calon pemimpin bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan tongkat estafet pembangunan dan perubahan. Untuk menjadi iron stock, tidak cukup mahasiswa hanya memupuk diri dengan ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi. Pertanyaannya, sebagai seorang mahasiswa, apakah kita sudah memiliki itu semua ??
Sering sekali ada kesalahan persepsi sehingga cenderung antipati antara studi oriented dan organisasi oriented, keduanya saling berpijak pada landasan pemikiran masing serta pendukung idealismenya. Coba ditilik satu persatu, studi oriented bukan lah sebuah pilihan yang jelek namun sebuah pilihan sang bijak, analoginya seperti ini, jika semua mahasiswa tidak ada yang studi oriented atau Cuma bermain-main saja, maka tidak ada luaran perguruan tinggi yang ahli dibidangnya, tidak ada farmasis, tidak ada dokter, tidak ada arsitek, dan lainnya karena tidak ada yang studi oriented.
Studi oriented bukan mahasiswa yang hanya membaca buku dan hanya bermain di perpustakaan saja, namun mahasiswa studi oriented adalah mahasiswa yang memahami pelajarannya dari segi tekstual dan kontekstual, dalam artian mahasiswa yang mengaplikasikan ilmunya baik bagi diri mereka maupun pada masyarakat.
Lalu, bagaiman dengan mahasiswa organisasi oriented, adalah mahasiswa studi oriented yang ikut dalam organisasi dengan tujuan mendapat ilmu tambahan yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Jadi sangat salah pemahaman yang mengkotak-kotakkan antara mahasiswa studi oriented dengan mahasiswa organisasi oriented karena keduanya adalah sama dan keduanya adalah pilihan. Keduanya sama-sama baik dan bertujuan baik.
Masyarakat tidak mau pusing memikirkan apakah kita adalah mahasiswa studi oriented atau organisasi oriented, mereka hanya melihat kita adalah mahasiswa yang ahli di bidang masing-masing, dan mereka menunggu kiprah kita di tengah-tengah mereka.
Maka komplekslah perah mahasiswa itu sebagai pembelajar sekaligus pemberdaya yang ditopang dalam tiga peran : agent of change, social control, and iron stock. Hingga suatu saat nanti, bangsa ini akan menyadari bahwa mahasiswa adalah generasi yang ditunggu-tunggu bangsa ini..
Kitalah generasi itu..
Jaya mahasiswa….!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar